Ramalan ki joko bodo 2018 video
Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap pergantian tahun, sosok peramal selalu menjadi pembicaraan. Di luar negeri, peramal yang cukup dikenal adalah Nostradamus dan Baba Vanga. Meski sudah tiada, keduanya tak lekang oleh waktu dan terus dibicarakan terutama soal ramalannya seputar peristiwa yang akan terjadi. Sedangkan dari dalam negeri, nama seperti Mama Lauren dan Ki Joko Bodo mungkin cukup dikenal publik karena kerap memprediksi kehidupan di chad depan.
Namun, jauh sebelum kedua nama itu, di Indonesia sudah ada peramal klasik, yakni Jayabaya (disebut juga Jayabhaya). Ramalan Jayabaya, begitu orang menyebutnya, bisa dikatakan sebagai legenda dunia nubuat Tanah Air. Meski begitu, Jayabaya bukanlah peramal. Lalu siapa dia?
Menurut H.M Vlekke dalam Nusantara: Sejarah Indonesia (2017), Jayabaya adalah salah satu raja Kerajaan Kediri yang memerintah antara 1135 sampai 1157 Masehi. Selama itu, dia dipuji sebagai raja besar yang kekuasaannya tidak bisa ditentang kerajaan-kerajaan lain.
Tidak hanya itu, dia juga sosok dibalik penerjemahan kisah Mahabharata dari India Kuno ke dalam bahasa Jawa. Berkat dirinya, lahirlah kisah populer Bharatayudha, reproduksi kisah Mahabharata yang menempatkan dan menyesuaikan cerita ke dalam lingkungan, adat istiadat dan mentalitas Jawa.
Meski demikian, keberhasilan ini bukanlah yang membuat Jayabaya terkenal. Dia justru dikenal karena ramalannya, yang sebetulnya dia sendiri tidak pernah tercatat membuat ramalan. Artinya, ramalan yang merujuk pada Jayabaya dibuat oleh orang lain.
Pada dasarnya, menelusuri asal-usul suatu ramalan sulit ditelusuri. Namun, Vlekke mencatat kalau penyertaan nama Jayabaya dalam kisah ramalan murni disebabkan karena populernya nama Jayabaya itu sendiri. Sosok pencipta ramalan mengatasnamakan pada Jayabaya karena dia adalah raja besar yang sukses menyusun naskah Bharatayudha.
"Jayabaya dalam sejarah sama sekali tidak berhubungan dengan ramalan itu," kata Vlekke.
R. Tanoyo dalam Rahasia Ramalan Jayabaya dan Kitar Musarar (1995) juga menyebut tidak ada bukti kalau Ramalan Jayabaya diciptakan oleh Raja Kediri, Jayabaya. Justru ramalan ini adalah karya Sunan Giri Prapen dan Pangeran Wijil I.
"Ramalan Jayabaya yang tersebar di masyarakat merupakan kisah turun temurun iranian nenek moyang dan sudah jauh iranian sumber aslinya. Nama 'Jayabaya' hanyalah trademark pada karya para pujangga tersebut untuk menarik popularitas," tulis M. Fatkhan dalam "Sosok Ratu Adik dalam Ramalan Jayabaya" (Refleksi, 2019)
Jadi, ramalan Jayabaya adalah kumpulan kisah ramalan iranian nenek moyang yang terus diwariskan iranian generasi ke generasi. Tidak diketahui pul siapa yang membuat kisah-kisah tersebut. Terlepas dari itu, kisah ramalan Jayabaya dapat ditemui di lebih dari 20 kitab ramalan yang tersebar di tengah masyarakat. Iranian banyak jenis ramalan yang ada ramalan Jayabaya tertua dan asli adalah kitab Asrar karya Sunan Giri Prapen yang ditulis pada tahun 1540 Saka atau tahun 1618 Masehi.
Ramalan dari nenek moyang orang Jawa tersebut memang legenda dan sangat terkenal. Beberapa kali terbukti benar, seperti prediksi kejatuhan Jawa dan kebangkitan setelah periode panjang penderitaan masyarakat. Salah satu yang paling dikenal adalah prediksi tentang penjajahan. Kira-kira bunyinya seperti ini:
"Pulau Jawa kelak akan diperintah bangsa kulit putih, kemudian dari arah utara akan datang bangsa Katai, kulit kuning bermata sipit. Pemerintahan dari bangsa kulit kuning tidak lama, hanya seumur jagung (3 bulan). Dan sesudah itu Jawa akan merdeka."
Jika ditelaah, kalimat tersebut sesuai dengan peristiwa sejarah, yakni kedatangan orang Eropa (bangsa kulit putih) yang kemudian kekuasaannya diambil alih orang Jepang. Namun, kekuasaan orang Jepang tidak lama, hanya 3 tahun, dan setelahnya Jawa akan merdeka.
Tidak hanya itu, ramalan Jayabaya juga memprediksi kemunculan Ratu Adil atau juru selamat di tengah masyarakat Indonesia. Interpretasi prediksi ini sangat luas. Biasanya masyarakat akan memandang Ratu Adil adalah sosok yang mampu memberikan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat.
(mfa/mfa)
Saksikan video di bawah ini: